Friday, February 28, 2014

Nenek Dan Daun

serenemaklong.blogspot.com
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Dia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, dia pergi ke masjid Agung di kota itu, berwudhu, masuk masjid, dan melakukan solat Zohor. Setelah membaca wirid sekadarnya, dia keluar masjid dan membongkok-bongkok di halaman masjid, mengumpulkan dedaunan yang bertaburan di halaman masjid. Sehelai demi sehelai dikaisnya. Tiada sehelai pun yang tertinggal.Agak lama juga dia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal sinaran matahari sungguh menyengat. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Banyak pengunjung masjid kasihan melihat dia. Pada suatu hari kakitangan masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan yang ada sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, nenek tua datang dan langsung masuk masjid. Usai solat, ketika dia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, dia terkejut. Tidak ada satu pun daun yang terserak di situ. Dia kembali lagi ke masjid dan menangis. Dia bertanya mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahawa mereka kasihan kepadanya. Jawab nenek tua, “Jika kalian kasihan kepada saya, berilah saya peluang untuk membersihkannya.” Dipendekkan cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa dia begitu bersemangat membersihkan dedaunan. Perempuan tua itu hanya menjelaskan sebabnya dengan dua syarat, pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahsianya, dan kedua, rahsia itu tidak boleh disebarkan ketika dia masih hidup. Sekarang dia sudah meniggal dunia, dan anda dapat mendengar rahsia itu. “Saya ini perempuan bodoh, Pak Kiai. Saya tahu amalan saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya ini tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat dari Nabi Muhammad saw. Setiap kali saya mengambil sehelai daun, saya ucapkan satu selawat kepada Rasulullah saw.Kelak jika saya mati, saya ingin Nabi saw menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahawa saya membacakan selawat kepadanya.” Kisah ini diceriterakan oleh Kiai Madura, D. Zawawi Imran. Ini boleh membuat bulu roma kita meremang. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Dia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal di hadapan Allah swt. Lebih dari itu, dia juga memiliki kesedaran spiritual yang luhur. Dia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw? Wanita Tua inilah Susuk Bidadari Syurga...... Subhanallah...... ”Allahumma Shollii Alaa Sayyidina Muhammad wa ‘Alaa Aali Sayyidina Muhammad Sabda Rasulullah SAW ; "Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan beroleh pahala walaupun sudah tiada." (HR. Muslim)

No comments:

Post a Comment