Thursday, July 30, 2015

Adab Berdoa Cara Rasulullah s.a.w.

Doa adalah suatu permohonan atau permintaan seorang hamba kepada Allah S.W.T. dengan segala kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemashlahatan di sisi-Nya. Syarat utama agar doa dikabulkan ialah IKHLAS KERANA ALLAH ---Meluruskan hati dan niat saat berdoa dengan menujukan doa hanya kepada Allah S.W.T. serta meninggalkan kesyirikan.
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).“ (Surah Al-Mukminun ayat 14) ---“Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.“ (Surah Al Bayyinah ayat 5) ---“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” (Surah Al Jin ayat 18) ---“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyeru tuhan-tuhan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doanya) sampai hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka.” (Surah Al Ahqaf ayat 5).
YAKIN sepenuhnya bahawa doa kita didengar oleh Allah. Meragukan doa dikabulkan atau tidak sama dengan menyangsikan kebesaran Allah S.W.T. Baginda Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: "Sesungguhnya Rabb kalian Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi itu Maha Malu lagi Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya jika dia mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan).”(HR Abu Dawud No.1488, At-Tirmidzi no.3556, Ibnu Majah no.3865. Ibnu Hajar sanadnya Jayyid).
MUTABA'AH iaitu mengikuti tatacara berdoa sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w. Rasulullah adalah orang yang paling dekat dengan Allah dan orang yang paling tahu cara doa dikabulkan oleh Allah S.W.T. Firman Allah:“Katakanlah (kepada mereka): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), nescaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah Ali Imran ayat 31).
KHUSYUK iaitu menghadirkan hati dalam berdoa. Kita berusaha untuk tidak lalai dari Allah S.W.T. Jangan sampai ketika kita berdoa kepada Allah tetapi mengingat hal yang lain. Rasulullah s.a.w. bersabda:“Berdoalah kalian kepada Allah dengan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahawa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan lengah. (HR At-Tirmidzi No. 3479, Al Hakim I/493. Hadis ini dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani).
JAZM iaitu berdoa dengan optimis dan penuh keyakinan. Tidak boleh berdoa dengan kata-kata: “Ya Allah, Ampunilah dosaku jika Engkau mahu.” Rasulullah s.a.w. bersabda:“Janganlah sekali-kali seseorang dari kalian mengatakan; ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau mahu! Ya Allah, kasihanilah aku jika Engkau mahu! ‘ Berdoalah kamu dengan sungguh-sungguh kerana Allah akan berbuat menurut kehendak-Nya tanpa ada yang dapat memaksa-Nya.‘ (HR Muslim no.4837).
SABAR dan tidak terburu-buru. Jangan berputus asa dari rahmat Allah S.W.T. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama dia tidak terburu-buru, dia berkata: ‘Aku sudah berdoa tetapi doaku belum dikabulkan.” (HR Al Bukhari No. 6340, Muslim No. 2735).Baginda juga pernah bersabda, “Doa seseorang hamba akan senantiasa dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk berbuat dosa atau memutus silaturahm, selama ia tidak meminta dengan isti’jal.” Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apa itu isti’jal (tergesa-gesa) ? Jawab Beliau: “Jika seseorang berkata : ‘aku sudah berdoa memohon kepada Allah, tetapi Allah belum mengabulkan doaku. ‘ Lalu dia bosan / putus asa dan akhirnya meninggalkan doa tersebut. (HR Muslim No. 2735).
WAJAR / TIDAK BERLEBIHAN. Jangan berdoa, “Ya Allah, berikan aku kekebalan.” dan lain-lain.Hal ini pernah disentuh dalam Al Quran: “Berdoalah kepada Rabb-Mu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Surah Al A’raaf ayat 55). Allah S.W.T. berfirman:“Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (surah Al A’raaf ayat 205).
MENDOAKAN YANG BAIK tanpa berharap yang buruk terjadi pada keluarga, teman, harta, anak dan diri sendiri. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: “Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang di dalamnya tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahmi, melainkan Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga kemungkinan: (iaitu) dikabulkannya segera doanya itu, atau Dia akan menyimpan baginya di akhirat kelak, atau Dia akan menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya.” Maka para shahabat pun berkata: “Kalau begitu kita akan memperbanyakkannya.” Beliau bersabda: “Allah lebih banyak (memberikan pahala).” (HR Ahmad III/18, Al Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no.7101, Al Hakim I/493 dari Abu Sa’id Al Khudri).
MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL LAGI BAIK dari zatnya mahupun cara memperolehnya.Allah S.W.T. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda: “Wahai manusia! Sesungguhnya Allah adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik.”
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Wahai manusia sekalian, kasihanilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Rabb yang tuli dan tidak juga jauh. Sesungguhnya kalian berdoa kepada Rabb Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat, dan Dia bersama kalian.” (HR Al Bukhari no. 2992, 4202, 6384, 6610, 7386, Muslim no. 2704, Ahmad IV/402).

No comments:

Post a Comment