Thursday, January 19, 2017

Akhlak Yang Dikehendaki Allah



Ibnu Arabi menyatakan : “Suatu ketika Al-Junaid ditanya orang tentang ilmu makrifat dan ‘Arif Billah (Ahli Makrifat)”. Ia menjawab : “Warna air itu tergantung pada warna wadahnya(bekasnya).” Maksudnya, seorang ‘Arif Billah dia berakhlak dengan akhlak-akhlak Allah Ta’ala sampai seolah-olah ia adalah Dia, meskipun tentu dia bukanlah Dia.

Allah SWT mengeluarkan akhlakNya untuk hamba-hambaNya yang dikehendakiNya sebagai bahagian dari Kekuasaan-Nya. Dia menyimpan akhlak-Nya itu untuk para hamba di dalam tempat penyimpanan, lalu Dia membahagikan akhlakNya tersebut kepada mereka sesuai dengan kedudukan mereka disisi-Nya. Diantara mereka ada yang diberi satu macam akhlak, ada yang diberi lima, ada yang diberi sepuluh, lebih atau kurang dari itu. Bagi yang mendapatkan lebih, maka akan terlihat darinya kebaikan dalam berhubungan dengan orang lain dan dalam berhubungan dengan Allah SWT yang sesuai dengan akhlak yang didapatkannya itu. Sebagaimana yang menerima kurang, juga perilakunya akan terlihat sepadan dengan kekurangan akhlak tersebut.


Ketika Allah SWT menghendaki kebaikan pada hamba-Nya maka Dia akan membimbing hamba menuju akhlak-akhlak mulia (Akhlakul Karimah) tersebut. Dan sebaliknya, ketika Allah SWT menghendaki keburukan pada hamba-Nya maka Allah akan membiarkan hamba mendapatkan akhlak Iblis yang dengannya Allah akan murka kepadanya dan tidak meredhainya. Hamba akan mendengar lalu mendengki, mengambil lalu bersikap rakus, dan bermain lalu meninggalkannya.

Dalam beberapa riwayat dikatakan bahawa di antara akhlak-akhlak mulia (Akhlakul Karimah) tersebut adalah :

1. Kazhm Al-Gaizh (Ertinya) : menahan marah;
2. Al-‘afwu ‘inda al-qudrah, (Ertinya) : memberikan ma’af padahal mampu membalas kesalahannya;
3. As-Shilah ‘inda al-qathi’ah, (Ertinya) : Menyambung silaturrahin ketika di putuskan;
4. Al-Hilm ‘inda as-safa, (Ertinya) : bersikap sabar ketika dibodoh-bodohkan orang;
5. Al-wiqar ‘inda at-athaisy, (Ertinya) : tetap tenang ketika ditololkan orang;
6. Wafa’ al-haq ‘inda al-juhud, (Ertinya) : menepati janji ketika diingkari;
7. Wa al-ith’am ‘inda al-ju’, (Ertinya) : memberi makan disa’at dirinya lapar;
8. Al-qathi’ah ‘inda al-man’, (Ertinya) : berhenti ketika dicegah;
9. Al-ishlah ‘inda al-ifsad, (Ertinya) : memperbaiki di saat terjadi kerosakan;
10. At-tajawuz ‘an al-musi’, (Ertinya) : mema’afkan orang yang berbuat buruk;
11. Al-athf ‘ala azh-zhalim, (Ertinya) : bersikap lembut kepada orang yang zalim;
12. Qabul al-ma’dzarah, (Ertinya) : bersedia menerima permohonan ma’af orang lain yang menyakiti dirinya;
13. Al-inabah Lil al-haq, (Ertinya) : kembali kepada kebenaran;
14. At-tajafi ‘an dar al-ghurur, (Ertinya) : menjauhi dari fatamorgana keindahan dunia;
15. Tark at-tamadi fi al-bathil, (Ertinya) : menghindari berterusan dalam kebatilan.

Semoga bermanafaat.

No comments:

Post a Comment