Wednesday, February 15, 2017

Tanda Haji Yang Mabrur



Penulis: Al-Ustaz Fariq Gasim Anuz

Segala puji bagi Allah yang telah memilih jemaah haji sekalian sebagai tamu-tamuNya. Ini merupakan kurnia Allah yang sangat besar, di mana jutaan umat Islam yang ingin datang ke tanah suci menunaikan ibadah haji tetapi masih belum dapat izin dari Allah, ada saja halangan yang datang. Adapun jemaah sekalian telah mendapatkan kemudahan dari Allah sehingga dapat melakukan seluruh manasik haji dari mulai umrah sampai tawaf wada’, semoga Allah mencatatnya sebagai haji yang mabrur diampuni segala dosa kita dan agar jemaah haji diberi perlindungan dan keselamatan dalam perjalanan pulang ke tanah air, amin!

TANDA HAJI YANG MABRUR

Zuhud Terhadap Dunia:

Imam Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: "Haji yang mabrur adalah agar ia pulang dari ibadah haji menjadi orang yang zuhud dalam kehidupan dunia dan cinta akhirat). Allah berfirman: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupa bahagianmu di dunia”. (Surat Al-Qashash: 77)

Zuhud bukan bererti hanya beribadah di masjid dan tidak mahu bekerja mencari harta untuk nafkah anak isteri. Orang zuhud tidak diperhambakan oleh hartanya, dunia boleh berada di tangannya tidak di hatinya, aktivitinya dalam kehidupan dunia tidak melalaikannya dari ingat kepada Allah, melaksanakan solat lima waktu tepat pada waktunya, tidak memutuskan silaturahim, tetap rajin menuntut ilmu islam lalu mengamalkan dan mendakwahkannya, tidak melupakan tanggungjawab mendidik isteri dan anak-anak, rezekinya dari yang halal, bukan dari riba, rasuah, mencuri, judi, peras ugut, menipu, mengambil hak orang lain. Semoga Allah mengurniakan kita rezeki yang halal, baik dan berkat serta dijauhkan dari segala pendapatan yang haram, amin!

Lebih Baik Dari Sebelumnya Dalam Segala Hal:

1. Dalam Hal Tauhid

Jika sebelum haji suka pergi ke dukun untuk minta kekayaan, anak, jodoh, cepat naik pangkat dan lain-lain, maka setelah haji hendaklah kita tinggalkan hal tersebut dan bertaubat kepada Allah. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka dia telah kafir dengan apa yang telah diturunkan kepada Muhammad”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa` no. 2006)

Barangsiapa yang sebelum ia haji, suka menyembelih haiwan untuk dijadikan sebagai pengeras maka sekarang harus meninggalkannya dan menyembelih korban hanya untuk Allah. Allah berfirman, “Maka dirikanlah solat kerana Rabbmu dan berkorbanlah” (Surat Al- Kautsar 2).

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, sesembelihanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Rabbul Alamin tidak ada sekutu baginya” (Surat Al-An’aam: 162)

Barangsiapa yang sebelum dia haji, masih mempercayai ramalan bintang, mengkeramatkan keris, dan apa jua perbuatan syirik yang lain, maka tinggalkanlah semua itu kerana ia adalah syirik. Allah tidak mengampuni dosa syirik kecuali jika pelakunya bertaubat. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat. Allah mengharamkan syurga bagi orang yang berbuat syirik. orang-orang yang beriman tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kesyirikan maka mereka mendapat keamanan dan hidayah dari Allah Taala.

2. Dalam Hal Ibadah

Hendaklah jemaah haji memperbaiki ibadahnya kepada Allah, solat lima waktu jangan ditinggalkan, zakat harus dikeluarkan dan puasa di bulan Ramadhan harus dijalankan. Laksanakannya dengan penuh rasa cinta kepada Allah yang telah memberikan kita nikmat yang tidak terhingga. Kita korbankan harta, tenaga dan waktu demi menggapai redha Allah.

3. Dalam Hal Muamalah

Hendaklah kita perbaiki muamalah dengan ibu bapa yang melahirkan dan mendidik kita sejak kecil. Jangan menyakiti hati mereka, selalu berbakti dan memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya. Jika orang tua kita telah meninggal dunia hendaklah kita selalu mendoakan mereka.

Muamalah Suami Isteri

Suami hendaklah perbaiki muamalah dengan isteri, jangan mudah marah dan membentak isteri jika dia membuat kesalahan. Lakukan hal-hal yang menyenangkan isteri selama tidak bertentangan dengan syariat. Didik isteri dengan nasihat, bawa dia ke majlis ta’lim, membelikan buku dan CD ceramah yang bermanfaat. Didik isteri menerusi teladanan. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya dan saya adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluarga saya”.

Bagi para isteri perbaikilah muamalah dengan suami jadilah isteri yang taat. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Apabila wanita solat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, taat kepada suamin dan memelihara kemaluan, maka dia masuk syurga dari pintu-pintu mana saja yang dia sukai”.

Ketaatan kepada suami dalam hal yang makruf saja. Dalam hal maksiat tidak ada ketaatan. Ketika suami baru pulang dari kerja, janganlah disambut dengan berbagai macam masalah dan hal-hal yang tidak menyenangkan, tetapi sambutlah dengan senyuman, sediakan makan dan minum serta biarkan suami berehat dulu. Setelah itu barulah sampaikan segala masalah yang ada.

Muamalah Orang Tua dan Anak

Bagi para orang tua perbaikilah dalam pendidikan terhadap anak-anak, mereka merupakan amanat yang kelak kita akan diminta pertanggungjawabannya di hari akhir. Didiklah mereka dengan memberikan contoh yang baik, sekolahkanlah mereka di tempat yang baik, awasilah pergaulan mereka. Selalulah berdoa kepada Allah agar melindungi dan menjaga mereka dari segala kejahatan dan keburukan karena doa orang tua untuk anaknya insya Allah mustajab.

Muamalah Kaum Muslimah

Bagi kaum muslimah, tutuplah aurat dan jangan diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahramnya. Allah berfirman: “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, (Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka). Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Surat Al-Ahzab: 59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Surat An-Nuur: 31)

Rasulullah bersabda: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah saya lihat keduanya (sebelum ini), (pertama) suatu kaum yang memiliki cambuk bagaikan ekor lembu yang digunakannya untuk memukul manusia dan (kedua) wanita yang berpakaian tetapi telanjang berjalan berlenggang lenggok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak masuk syurga dan tidak mencium bau syurga padahal bau syurga itu tercium dari jarak yang sekian dan sekian jauhnya”. (Hadis Shahih, Riwayat Muslim)

Masih ramai di antara jemaah haji wanita yang berpakaian tetapi telanjang, belum sempurna menutup aurat, masih ada yang terlihat lehernya, lengannya, dengan pakaian yang ketat sehingga membentuk lekak lekuk tubuh, berpakaian dengan bahan yang tipis dan jarang sehingga terlihat kulitnya. Setelah jemaah haji wanita memohon ampun kepada Allah pada saat wuquf di Arafah, apakah kita ulangi kembali dosa-dosa kita?

Jadilah teladan bagi kaum muslimah di tanahair yang sedang dilanda keruntuhan moral, didiklah puteri-puteri kita agar berbusana muslimah yang sempurna. Hendaklah wanita berdandan dan bersolek untuk suami di rumah. Allah berfirman: “Dan hendaklah kamu (isteri-isteri nabi) tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu”. (Surat Al-Ahzab: 33)

Rasulullah bersabda bahwa seorang wanita yang pergi keluar rumah dengan menggunakan wangian hingga tercium oleh lelaki lain, maka sesungguhnya dia itu pelacur. Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mempelajari jalan-jalan hidayah berupa ilmu yang bermanfaat. Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: lkutilah apa yang telah diturunkan Allah mereka menjawab: Tidak, tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (Surat Al-Baqarah: 170)

Dan firmanNya: “Dan tidaklah boleh bagi lelaki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (Surat Al-Ahzab: 36)

Muamalah Secara Umum

Hendaklah kita perbaiki masyarakat. Bentengi aqidah umat dengan menyebarkan ilmu yang bermanfaat, dengan saling menasihati dan bekerjasama dalam hal kebaikan dan taqwa. Ramai umat Islam yang murtad dari agamanya disebabkan kelalaian kita. Kita harus berbuat sesuai dengan kemampuan kita. Apabila kita tidak mampu mendidik mereka kerana keterbatasan ilmu kita, ajaklah mereka menghadiri majlis ilmu, berikan buletin dan buku-buku Islam, pinjamkan CD ceramah yang bermanfaat. Jika mereka malas bekerja berilah motivasi, jika mereka menganggur carikanlah mereka kerja, jika puteri-puteri kita sudah dewasa carikanlah untuk mereka suami yang baik keislamannya. Jangan kita biarkan mereka menikah dengan lelaki kufur.

Janganlah anda menghalangi dan mempersulit orang-orang yang ikhlas mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah, tidak berbuat syirik, mahu mengikuti sunnah Nabi dan tidak berbuat bid’ah.

Bagi jemaah haji yang memiliki kelebihan harta dapat beramal jariah dengan membelikan kitab-kitab yang bermanfaat. Masih banyak amal-amal lainnya yang dapat kita lakukan dalam upaya kita memperbaiki diri dan masyarakat.

(Artikel dari kajianislam.net)


No comments:

Post a Comment