Saturday, February 22, 2014
Si Gembala Bertanya - Di Mana Allah?
serenemaklong.blogspot.com
Seorang anak yatim yang juga merupakan hamba sahaya mendaki bukit bakau dan merentasi padang rumput untuk menghalau kambing-kambing milik majikannya dari satu lembah ke satu lembah lain, pada setiap hari. Dia menjaga kambing-kambing tersebut seolah-olah kambing kepunyaan sendiri.
Suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Khattab ditemani Abdullah bin Dinar berjalan bersama dari Madinah menuju Makkah. Di tengah perjalanan beliau bertemu dengan si gembala. Khalifah Umar ingin menguji sifat jujur dan amanah si anak gembala itu, lalu dia berkata: " Sungguh banyak kambing yang kamu pelihara, lagi pula sangat bagus dan gemuk-gemuk semuanya. Jualkanlah kepada saya."
Si anak gembala menjawab, "Kambing-kambing ini bukanlah milik saya, tetapi milik majikan saya. Saya hanyalah seorang hamba dan gembala yang mengambil upah saja."
Umar bin Khattab berkata lagi, "Katakan saja nanti pada tuan kamu, kambing itu dimakan serigala."
Anak gembala terdiam sejenak, ditatapnya wajah Amirul Mukminin, lalu keluar dari bibirnya perkataan yang menggetarkan hati Khalifah Umar, "Fa ainallah?...Fa ainallah?"…(Di mana Allah? Di mana Allah?)
Umar bin Khattab,seorang khalifah yang sangat berwibawa lagi ditakuti, dan tidak pernah gentar menghadapi musuh. Akan tetapi, menghadapi anak gembala itu beliau gementar, kagum, sekaligus bahagia memiliki rakyat yang taat kepada Allah SWT.Ketika itu, Umar bin Khattab pun menangis dan mendakapnya. Beliau minta ditunjukan rumah majikannya. Tidak lama kemudian Umar bin Khattab membeli anak gembala itu dan kambing-kambing tersebut dari majikannya. Lalu, dia memerdekakan anak gembala itu dan menghadiahkan seluruh kambing itu sebagai balasan di atas sifat amanah dan keimanannya.
......................................................................................................
Kesimpulan:
Implikasi `Di mana Allah` sangat besar kesannya. Orang lain mungkin tidak tahu kejahatan yang dilakukan, tetapi adalah mustahil untuk menyembunyikannya daripada pengetahuan Allah yang Maha Melihat. Oleh itu, jangan isi catatan kiri dengan kejahatan. Isilah catatan kanan dengan segala bentuk lebaikan.
Di samping menjaga hubungan dengan Allah, perbaiki juga hubungan sesama manusia. Amalan solat, puasa, haji dan sebagainya tidak dapat membantu seseorang menghindari api neraka jika dia bersikap buruk dengan jirannya, dan memutuskan silaturrahim dengan saudara seaqidah.
Sentiasa bersangka baik dengan Allah dan mengasihi saudara sesama Islam dengan mendoakan kebaikan buat mereka. Semoga kita menjadi insan mulia. InsyaAllah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment