Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan rumah yang di dalamnya disebutkan nama Allah dan rumah yang di dalamnya tidak disebutkan nama Allah seperti ORANG HIDUP DAN ORANG MATI.”
Sebuah rumah yang
sederhana di segi saiz, pembuatan dan perhiasan, didiami oleh keluarga yang
taat kepada Allah, lebih ‘menyejukkan’. Baginda SAW menganggap rumah seperti
ini sebagai rumah yang hidup dan bersemarak.
Rumah besar lagi
mewah di mana penghuninya lalai dari perintah Allah dan tiada suara berzikir
keadaannya sama dengan rumah orang mati atau kuburan, gelap, suram, gersang,
dan jauh dari rahmat dan keberkatan.
Penghuni di
rumahtangga dakwah terasa lapang kerana zikrullah, hati yang keruh menjadi
jernih, akal yang gelap gelita menjadi terang benderang, pintu keinginan
berbuat maksiat menjadi tertutup. Zikir dan selawat mudah dilakukan pada
bila-bila masa....ketika mengemas rumah, berkebun, menidurkan anak dalam buaian
dan sebagainya. Masa ini juga boleh diguna untuk mengulang hafalan Al-Quran,
atau mendengarkan bacaan Al-Quran dilantunkan.Hanya orang yang hatinya lalai
dan disibukkan oleh hawa nafsu, tidak mampu berzikir.
Allah SWT.
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, JANGANLAH HARTA-HARTA KAMU, DAN
ANAK-ANAK KAMU, MELALAIKAN KAMU DARI MENGINGAT ALLAH... Barangsiapa yang
berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang RUGI.” (Surah
al-Munafiqun ayat 9).
No comments:
Post a Comment