Jangan Hidup Tanpa Jasa

Burung menyangka dirinya berkuasa, mendepangkan sayap terbang megah ke serata dunia. Kumpulan semut kerdil lagi marhaen ditinggalkan mengendali hidup sendiri dengan penuh kepayahan, melata di muka bumi. Pun begitu, hukum Allah tetap menguasai segala. Akan tiba suatu masa bila si burung patah sayap lantas gugur tersungkur. Lalu ia menjadi makanan semut yang hina dina. Tabik hormat malim Gunung Kinabalu yang pernah menolong aku. [Zaitun Zainuddin]

Waktu sedang "Jaya" terasa banyak teman di sekeliling. Waktu sedang "Berkuasa" rasa percaya diri boleh melakukan apa saja.Waktu sedang "Tak Berdaya" barulah sedar siapa sahabat sejati yang ada. Waktu sedang "Jatuh" baru sedar selama ini siapa teman yang memperalat dan memanfaatkan kita.Waktu sedang "Sakit" baru tahu sihat itu sangat penting, jauh melebihi harta.Manakala "Miskin" baru tahu jadi orang harus banyak memberi/ menderma dan saling membantu.Masuk "Usia Tua" baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Saat "di Ambang Ajal" baru tahu begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Hidup tidak lama. Sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA:Saling menghargai,Saling membantu,Saling memberi,Saling mendukung.Jadilah teman setia tanpa syarat ...Jangan saling memotong dan menggunting sesama teman...Tunjukkanlah kita masih mempunyai Hati Nurani yang tulus. Jauhkan niat jahat untuk mencelakai atau memfitnah.Jauhkan niat memaksa orang melakukan suatu hal untuk kepentingan peribadi. Apa yang disemai itulah yang dituai.

Allah S.W.T. tidak pernah menjanjikan langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, mentari selalu bersinar.Tetapi ketahuilah Allah S.W.T. selalu memberi pelangi di setiap badai, senyum disetiap air mata, Rahmat dan berkat di setiap ujian, dan jawapan di setiap doa......Jangan pernah menyerah.Terus berjuang. Life is beautiful....Hidup bukan suatu tujuan, melainkan sebuah perjalanan. Indahnya hidup bukan kerana ramai orang mengenal kita, namun berapa ramai orang yang bahagia mengenali kita. Semoga bermanfaat untuk diriku dan saudara yang lain. [Ustaz Abu Anas Madani]