Thursday, October 15, 2015
Ucapan Istirja Untuk Semua Musibah
Tafsir Istirja' (Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un),salah satu kalimah thayyibah yang Nabi ajarkan kepada umatnya. Kalimah istirja’ (kepulangan), إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
---“Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali.” Kalimah istrija’ tersebut terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 156. Sesuai dengan konteks ayatnya, kalimah ini diucapkan jika kita berdepan apa jua musibah meskipun tercucuk duri atau tersepak batu.Dalam tafsir al-Qurthubi diungkapkan definisi musibah sebagai “Bencana yang manusia mengenainya meskipun kecil dan (kata musibah) digunakan dalam hal yang buruk (dibenci).” Sebagai contoh, dalam tafsir al-Qurthubi terdapat kisah yang dituturkan Ikrimah. Suatu malam lampu Rasulullah s.a.w. padam. Kemudian Rasulullah s.a.w. mengucapkan, “innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali).” Ikrimah bertanya kehairanan, “Apakah hal ini musibah, wahai Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Ya. Segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin, itu namanya musibah.”
Oleh itu, apapun yang menimpa seorang muslim yang kehadirannya tidak diinginkan dinamakan musibah. Kerana itu, ucapan istrija’ ini bukan hanya diucapkan ketika mendengar berita kematian seseorang, tetapi diucapkan ketika mendapatkan musibah apapun termasuk yang Nabi alami iaitu mati lampu. Bukannya kata-kata lain yang tidak di syariatkan.Tergelincir atau terjatuh, bacalah istirja’. Kehilangan wang atau sesuatu barang, bacalah istirja’. Lupa bawa kunci motor, baca istirja’. Selipar baru beli tertukar atau hilang di halaman masjid, bacalah istirja’. Apapun musibahnya, istrija’ ucapannya.[Hairul Nizam Ijam]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment